Pada dasarnya ijab qabul tidak termasuk salah satu rukun zakat. Ijab qabul juga tidak termasuk syarat sah zakat. Sebenarnya, ibadah zakat berbeda dengan wakaf, akad jual beli, hutang piutang, gadai dan sejenisnya.
Unsur pokok dalam zakat adalah pemberi zakat (muzakki), harta zakat dan penerima zakat (mustahik). Seorang muzakki merupakan orang yang memiliki harta mencapai nishab atau memenuhi kriteria wajib zakat. Sedangkan harta zakat adalah harta yang diperbolehkan sebagai zakat, dan penerima zakat haruslah orang yang benar-benar berhak menerima zakat.
Adapun unsur penting lainnya, meskipun tidak wajib dalam penyerahan zakat yaitu: pernyataan pemberian zakat dan doa penerima zakat. Syaikh Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa seorang pemberi zakat tidak harus menyatakan secara eksplisit kepada mustahik bahwa dana yang ia berikan adalah zakat. Oleh sebab itu, jika seorang muzakki memberi harta zakat kepada penerima zakat tanpa menyatakan secara lisan bahwa pemberian tersebut merupakan zakat, maka zakatnya tetap sah. Dengan demikian, tetaplah sah pemberian zakat secara online seseorang kepada lembaga amil zakat.
Sehubungan dengan itu, sebaiknya seseorang yang membayar zakat secara online ke lembaga amil zakat disertai dengan konfirmasi zakat secara tertulis. Dan konfirmasi tertulis itu merupakan salah satu bentuk pernyataan zakat. Konfirmasi zakat atau transfer ke rekening zakat secara khusus akan memudahkan amil dalam mendistribusikan harta zakat kepada orang-orang yang berhak.
Untuk membayar zakat secara online bisa juga di https://program.insannuraini.org/zakat
Yuk bayar zakat, agar kita selamat dan untuk bekal di akhirat.